Ari Lumut
Kesehatan masayarakat global sedang berada dalam fase yang
menggentingkan, wabah COVID-19 menjadi pusat perhatian. Semua sibuk dan fokus
dengan virus yang satu ini. Surat himbauan dari pemerintah pusat maupun daerah
sudah bertebaran dimana-mana. Mengintruksiksn kepada semua masyarakat untuk
tetap menjaga kesehatan dan mengurangi aktivitas sosial di luar rumah. Bahkan sekolahan-sekolahan,
kampus, tempat-tempat umum seperti objek wisata terpaksa tutup sebagai
antisipasi penyebaran virus ini. Maka, sudah barang tentu tidak hanya berdampak
pada aktivitas sosial namun aktivitas ekonomipun terdampak cukup signifikan
Adapun pernyataan
Hariyadi Sukamdani yang dilangsir dari CNBC Indonesia menyebut, “sejak adanya
pengumuman dari Presiden Jokowi terkait kasus corona pertama di Indonesia,
masyarakat sudah tampak panik. Hal tersebut benar-benar berdampak pada
perekonomian di semua sektor industri.”
"Selain masyarakat panik, pemerintah sendiri mereka juga melakukan larangan kegiatan aktivitasnya. Ini jadi kontradiktif. Satu sisi pemerintah mau menyegerakan dan mendorong belanja masyarakat, tapi satu sisi mereka juga melarang kegiatan," ujarnya.
Dampak paling nyata menurutnya secara langsung dirasakan sektor pariwisata. Dia menyebut, kerugian sampai saat ini sudah mencapai US$ 1,5 miliar. Angka itu didapat dari hitungan kasar dengan mengelaborasi data kunjungan turis di Indonesia.
"Selain masyarakat panik, pemerintah sendiri mereka juga melakukan larangan kegiatan aktivitasnya. Ini jadi kontradiktif. Satu sisi pemerintah mau menyegerakan dan mendorong belanja masyarakat, tapi satu sisi mereka juga melarang kegiatan," ujarnya.
Dampak paling nyata menurutnya secara langsung dirasakan sektor pariwisata. Dia menyebut, kerugian sampai saat ini sudah mencapai US$ 1,5 miliar. Angka itu didapat dari hitungan kasar dengan mengelaborasi data kunjungan turis di Indonesia.
Maka, jika COVID-19 terus
menerus menjalar dan penanganan alternatif tidak secepatnya ditemukan
dikhawatirkan akan terjadi Inflasi. Bahkan tidak hanya terjadi di Indonesia,
seluruh dunia juga akan merasakan dampaknya.
Memang, dalam wawancaranya
bersama TVOne, Annis Baswedan menyebutkan virus ini memiliki resiko kematian
yang cukup rendah. Dari 100 orang hanya beresiko kematian 3-4 orang. Yang menjadi
permasalahan adalah virus ini menyebar dengan cepat dan mengakibatkan adanya
pasien secara massal sedang di lain sisi tenaga medis dan Rumah sakit kurang
memadai. Sehingga secara tidak langsung penanganan virus corona akan memerlukan
pembiayaan yang cukup besar.
Jika di negara-negara
dunia ketiga sedang fokus memikirkan penanganan-penanganan virus ini, negara
adikuasa AS dan China malah berseteru tuding-menuding antara keduanya sebagai penyebab
virus corona yang melanda dunia saat ini. Peneliti senior global future
Institute Sudoto Martaufiq dalam The Global Review menyebut: Trump menyuarakan
dan menyakinkan warga negaranya bahwa pandemi Corona virus membawa label “made
in China”, bahkan mentri luar negri AS Make Pompeo menyebut sebagai Corona
Virus Wuhan.
Label Virus Corona ‘’made
in China’’ yang disuarakan oleh pemerintah AS dijadikan dalih yang tujuanya
tidak lain adalah untuk membuat ekonomi China bertekuk lutut.
Rasional memang jika AS
menggunakan kesempatan ini untuk menyerang psikologi pasar China di Dunia
Internasional, pasalnya China adalah salah satu negara yang lambat laun
merangkak menyaingi AS dalam segala bidang. terkhusus ekonomi China yang mulai
mengalami surplus secara Signifikan sebelum gejolak Corona melanda negri tirai
bambu.
Lalu China menuding bahwa Virus ini dibawa Amerika ke China melalui
Tentaranya. Juru
Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China curiga kalau militer Amerika
Serikat (AS) yang telah membawa virus corona ke Kota Wuhan.(Warta Ekonomi.co.id).
perseteruan antara AS-China tentang COVID-19 ini mengindikasikan sebagai
atribut perang dagang yang lagi-lagi mengorbankan masyarakat global. Berbagai teknik
manipulasi seperti Lock-down di promosikan keseluruh negara yang memiliki
hubungan dagang Internasional. Ini bertujuan pula sebagai alat penstopan
masuknya produk-produk China ke pasar Internasional.
ConversionConversion EmoticonEmoticon